Berita terbaru

Strategi Manajemen Pakan untuk Meningkatkan Produksi Susu Sapi Perah Strategi



Produksi susu di Indonesia masih sangat rendah. Di Jawa Timur saja, susu sapi perah yang dihasilkan hanya sebesar 6- 10 liter per ekor sapi per hari, padahal idealnya menghasilkan 15-20 liter per ekor sapi per hari. Sementara itu, konsumsi susu di Indonesia juga sangat rendah bila dibandingkan negara dikawasan ASEAN, yaitu hanya 5,6 liter per kapita per tahun. Padahal susu sapi merupakan bahan pangan yang sangat berharga karena memiliki kandungan nutrien esensial yang tinggi, dan menurut penelitian, dengan mengkonsumsi susu, resiko terkena penyakit degenaratif menjadi rendah. Rendahnya konsumsi protein hewani berdampak pada tingkat kualitas hidup dan daya saing bangsa.
Hal ini disampaikan oleh Prof Dr Ir Hartutik MP dalam pidato ilmiah berjudul ?Strategi Manajemen Pemberian Pakan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Sapi Perah Rakyat? saat dikukuhkan sebagai guru besar, Sabtu 23/9, di Gedung PPI Universitas Brawijaya. Prof Hartutik lebih lanjut mengungkapkan, pada 2005 Indonesia memiliki populasi sapi perah sebanyak 373.970 ekor
dengan pasokan susu segar yang dihasilkan sejumlah 341.986 ton per tahun. Dengan kebutuhan susu dalam negeri sebesar 1.427.000 ton, Indonesia masih harus mengimpor susu sebesar 1.085.014 ton.

Peluang inilah yang perlu dicermati oleh peternak dalam usaha meningkatkan produksi susu dalam negeri, guna menuju swasembada susu pada tahun 2015 yang dicanangkan pemerintah. Rendahnya produksi susu disebabkan oleh beberapa faktor penentu dalam usaha peternakan yaitu pemuliaan dan reproduksi, penyediaan dan pemberian pakan, pemeliharaan ternak, penyediaan sarana dan prasarana, serta pencegahan penyakit dan pengobatan. Menurut Prof Hartutik, manajemen pakan memiliki proporsi sebesar tujuh puluh persen dalam produktivitas susu, dan sisanya adalah breeding dan manajemen kandang. Dalam rangka meningkatkan efisiensi manajamen pemeliharaan ternak khususnya pemberian pakan, perlu dilakukan strategi pemberian pakan yang
meliputi penyediaan bahan pakan, penyusunan ransum, penyajian pakan dan peran kelembagaan yang terkait. Penyediaan bahan pakan sapi perah harus mempertimbangkan faktor palatabilitas, nilai nutrisi, ketersediaan dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, serta harga terjangkau. Sapi perah hendaknya diberi dua kelompok pakan yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan hijauan merupakan pakan utama ruminansia karena melalui fermentasi di dalam rumen oleh mikroba, serta dapat menyediakan energi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok. Sementara pakan
konsentrat adalah campuran bahan pakan yang kaya energi dan protein, yang berguna untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu sapi perah laktasi.
Penyusunan ransum bagi sapi perah haruslah seimbang dalam arti ransum yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan proporsi semua kebutuhan nutrian sapi perah dalam keadaan layak 24 jam. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah memperhatikan tingkat degaradasi pakan di dalam rumen.
Dalam hal penyajian pakan pada sapi perah, beberapa strategi yang dilakukan diantaranya adalah pemberian pakan cara hijauan dan konsentrat secara bersamaan, menghindari penggilingan pakan hijauan yang terlalu halus, dan frekuensi pemberian pakan yang sering. Strategi terakhir dalam manajemen pakan ternak adalah peningkatan peran kelembagaan. Strategi ini melibatkan banyak stakeholder seperti KUD, pihak swasta, pemerintah, perguruan tinggi dan balai penelitian terkait yang melakukan dukungan terhadap perbaikan manajemen pemberian pakan sapi perah rakyat.
Beberapa kegiatan yang diselenggarakan di antaranya meningkatkan pembinaan kepada peternak, mengupayakan harga susu yang layak, memfasilitasi pemberian kredit lunak, dan menciptakan peralatan teknologi tepat guna bagi peningkatan produksi susu.[nik]

2 komentar:

zakki mengatakan...

thanks infonya.. jadi kepingin neh beternak sapi perah..

zakki mengatakan...

thanks infonya gan.. ayo majukan sapi perah Indonesia..

Posting Komentar