Tahukan Anda bahwa sapi juga berperan dalam pencemaran udara di bumi ? Seekor sapi memproduksi sekitar 30 Ton gas CO2 dalam setahun. Sebagai perbandingan, sebuah BMW dengan pemakaian rata-rata hanya menghasilkan 20 Ton gas CO2 dalam setahun. Bukan hanya itu saja, seekor sapi juga memproduksi gas Metan sebanyak 300 liter per hari. Metan (CH4) adalah gas yang dituduh ikut bertanggungjawab dalam Global Warming. Kesimpulannya, sapi lebih berbahaya daripada mobil dalam mencemari atmosfir di Bumi ini.
Emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan oleh sendawa sapi naik lebih cepat daripada emisi-dari-manusia, demikian ungkap penelitian terbaru.
Berbagai macam studi telah menganalisa pengaruh karbon dioksida yang diproduksi oleh manusia terhadap perubahan iklim.
Tetapi penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa sapi juga penghasil gas metana sama buruknya dengan manusia. Metana adalah satu gas rumah kaca yang bertahan di atmosfer lebih lama dan karena itu memiliki potensi pemanasan global yang lebih tinggi.
Dr. Andy Thorpe, ahli ekonomi dari Universitas Portsmouth, menemukan sekawanan 200 ekor sapi dapat menghasilkan emisi gas metana tahunan rata-rata setara emisi dari mengendarai mobil keluarga sejauh lebih dari 100.000 mil (180.000 km) dengan menggunakan empat galon (21.400 liter) bahan bakar minyak.
Ia menambahkan sementara emisi karbon dioksida telah naik 31% selama 250 tahun terakhir, metana sendiri telah meningkat 149% pada periode yang sama.
Metana di atmosfer diyakini bertanggung jawab atas seperlima pemanasan global yang dialami sejak tahun 1750.
Penghasil utama ini adalah hewan ternak yang mengeluarkan metana dalam jumlah besar saat mereka mencerna makanan mereka, lalu bersendawa.
Dr Thorpe mengatakan tiga perempat emisi metana hewan berasal dari negara berkembang karena meningkatnya kemakmuran di negara-negara itu dan “adanya permintaan hamburger” yang mendorong negara-negara berkembang untuk terus menghasilkan daging.
Ia menambahkan, “Dengan kondisi seperti itu, emisi metana di negara-negara berkembang kemungkinan akan meningkat.”
Penelitian itu, yang dirilis di jurnal Perubahan Iklim, kemungkinan akan menghidupkan kembali debat mengenai apakah memakan lebih sedikit daging dapat membantu mengatasi perubahan iklim – seperti yang direkomendasikan baru-baru ini oleh PBB.
Penelitian ini juga menjadi bahan masukan bagi rencana pemerintah Inggris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 80% pada tahun 2050, termasuk di sini sektor peternakan.
0 komentar:
Posting Komentar